KM Putri Sakinah Tenggelam di Selat Padar, Gelombang Swell Bibit Siklon 96S Diduga Jadi Pemicu, Empat Wisatawan Spanyol Hilang. - Investigasi Warta Global

Mobile Menu

Pendaftaran

Klik

More News

logoblog

KM Putri Sakinah Tenggelam di Selat Padar, Gelombang Swell Bibit Siklon 96S Diduga Jadi Pemicu, Empat Wisatawan Spanyol Hilang.

Sunday, 28 December 2025
Proses pencarian dan evakuasi kapal KM Putri Sakinah yang tenggelam di perairan Pulau Padar, Labuan Bajo, NTT. Foto: Dok. SAR Maumere

Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Investigasi.WartaGlobal.id - Kapal wisata KM Putri Sakinah dilaporkan tenggelam di perairan Selat Pulau Padar, kawasan Taman Nasional Komodo, pada Jumat malam, 26 Desember 2025. Insiden ini diduga kuat dipicu gelombang swell setinggi 2–3 meter yang datang mendadak, imbas aktivitas bibit siklon tropis 96S di Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara Barat. Dari total 11 penumpang di dalam kapal, tujuh orang berhasil dievakuasi, sementara empat wisatawan asal Spanyol hingga kini masih dalam pencarian.

Berdasarkan informasi Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Labuan Bajo, KM Putri Sakinah bertolak dari Pulau Komodo menuju Pulau Padar sekitar pukul 20.00 WITA. Sekitar 30 menit pelayaran, kapal mengalami mati mesin. Dalam kondisi tanpa daya dorong, kapal kemudian dihantam gelombang swell berperiode singkat yang muncul tiba-tiba. Gelombang tinggi yang berlangsung selama setengah hingga satu jam itu membuat kapal kehilangan stabilitas hingga akhirnya tenggelam.

Tim SAR gabungan yang dikoordinasikan Basarnas Maumere langsung dikerahkan sejak laporan diterima. Namun, pencarian sempat terkendala kondisi laut yang tidak bersahabat serta minimnya jarak pandang pada malam hari. Hingga kini, operasi SAR masih terus dilanjutkan dengan mengerahkan kapal penyelamat, penyelam, dan pemantauan udara terbatas, dengan fokus menemukan empat korban yang dinyatakan hilang.

Proses pencarian dan evakuasi kapal KM Putri Sakinah yang tenggelam di perairan Pulau Padar, Labuan Bajo, NTT. Foto: Dok. SAR Maumere

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, bibit siklon tropis 96S memang tidak memicu angin kencang di wilayah Labuan Bajo, namun menghasilkan gelombang swell yang menjalar hingga perairan Taman Nasional Komodo. BMKG telah mengeluarkan peringatan dini gelombang laut setinggi 1,25 hingga 2,5 meter, bahkan berpotensi lebih, di perairan selatan Jawa, Bali, NTB, dan NTT hingga 31 Desember 2025, bertepatan dengan periode libur Natal dan akhir tahun.

Peristiwa ini kembali menyoroti aspek keselamatan pelayaran wisata di wilayah rawan cuaca ekstrem. Ketaatan terhadap prakiraan cuaca, kelayakan kapal, serta pengambilan keputusan berlayar menjadi faktor krusial yang tidak boleh diabaikan, terlebih di kawasan konservasi yang memiliki karakter gelombang khas dan berubah cepat.

“Kami mengimbau seluruh operator kapal wisata dan nelayan untuk menunda pelayaran bila peringatan gelombang tinggi masih berlaku, karena swell dapat muncul mendadak meski angin terlihat tenang,” kata perwakilan BMKG Stasiun Meteorologi Maritim dalam keterangannya. "ISB'/*