BNPB: Hampir Tak Ada Lagi Jasad Tertimbun di Permukiman, SAR Banjir Sumatera Tetap Berlanjut dengan 163 Orang Hilang. - Investigasi Warta Global

Mobile Menu

Pendaftaran

Klik

More News

logoblog

BNPB: Hampir Tak Ada Lagi Jasad Tertimbun di Permukiman, SAR Banjir Sumatera Tetap Berlanjut dengan 163 Orang Hilang.

Monday, 29 December 2025
Warga mencari barang-barang di dekat rumahnya yang rusak akibat banjir di Kuala Simpang, Aceh Tamiang, Aceh, Kamis (11/12/2025). Pemerintah Aceh memperpanjang masa tanggap darurat bencana hidrometeorologi hingga 25 Desember 2025 karena kondisi lapangan masih membutuhkan penanganan intensif, terpadu, dan terkoordinasi.

Jakarta, investigasi.wartaglobal.idBadan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan hampir tidak ada lagi jasad korban banjir besar di Sumatera yang tertimbun di kawasan permukiman maupun pusat aktivitas masyarakat pada tiga provinsi terdampak. Pernyataan ini disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam konferensi pers pada 28 Desember 2025.

Meski temuan jenazah di area padat penduduk dinyatakan menurun drastis, operasi pencarian dan pertolongan (SAR) gabungan dipastikan belum dihentikan. BNPB mencatat hingga akhir Desember masih terdapat 163 orang yang dilaporkan hilang. Pencarian difokuskan pada titik-titik prioritas yang sebelumnya teridentifikasi sebagai lokasi terakhir korban terlihat, termasuk aliran sungai, area longsoran, dan zona terdampak banjir bandang.

Data terbaru korban jiwa menunjukkan angka meninggal dunia mencapai 1.140 orang. Jumlah ini bertambah setelah dua jenazah kembali ditemukan pada 28 Desember 2025, masing-masing di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Utara. Angka tersebut meningkat signifikan dibandingkan laporan awal Desember, yang saat itu mencatat 753 korban meninggal dunia dan sekitar 650 orang hilang per 3 Desember 2025. Kenaikan data ini menegaskan bahwa proses pencarian masih terus menghasilkan temuan, seiring penyisiran wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau.

BNPB menegaskan penanganan bencana tidak hanya berhenti pada pencarian korban. Pemerintah pusat dan daerah berkomitmen mempercepat fase pemulihan dengan mengedepankan koordinasi lintas sektor. Penanganan darurat tetap menjadi prioritas, khususnya evakuasi warga terdampak, distribusi logistik, serta perawatan korban luka yang jumlahnya mencapai ribuan jiwa secara kumulatif.

Operasi di lapangan melibatkan unsur TNI, Polri, Basarnas, pemerintah daerah, serta relawan kemanusiaan. Mereka bekerja dalam kondisi medan yang masih berisiko, dengan cuaca yang belum sepenuhnya stabil. BNPB menekankan seluruh proses penanganan dilakukan dengan mengacu pada prinsip kemanusiaan, akurasi data, serta kode etik jurnalistik, guna menghindari spekulasi dan menjaga martabat para korban.

Abdul Muhari menegaskan, fokus utama saat ini adalah memastikan tidak ada korban yang terlewat, sembari mempersiapkan langkah rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana. “Operasi SAR tetap berjalan di titik-titik yang masih memiliki potensi temuan. Kami memastikan setiap laporan masyarakat ditindaklanjuti secara profesional,” ujar Abdul Muhari. (isb)/*