Luwu Timur, Investigasi.Wartaglobal.id - Pembangunan Pasar Tomoni yang berdiri di atas lahan eks pasar lama dengan luas tanah 9.415 meter persegi dengan luas bangunan : 5.516 meter persegi untuk tahap pertama Kontraktor Pelaksana dinilai telat dan bakal tak mampu menyelesaikan tepat waktu.
Proyek yang dikerjakan PT. Insan Cita Karya dengan menelan anggaran APBD tahun 2024 sebesar kurang lebih 18 Miliyar kini nasibnya berada diujung tanduk.
Bagaimana tidak, usai diberi adendum (penambahan waktu) beserta denda kurang lebih Rp. 7 Juta perharinya selama 50 hari, terlihat bangunan pasar masih jauh dari target pencapaian.
Hasil pantauan media di lokasi warga berharap pihak pemegang kebijakan tidak lagi memberikan jedah atau penambahan waktu diluar adendum yang berikan. Pasalnya, waktu yang telah diberikan selama sebulan lebih pun tidak dimaksimalkan pemenang proyek/kontraktor.
Sementara data yang diperoleh, pengerjaan hingga saat ini baru mencapai bobot 70%.
" Waktu saya tanya-tanya pekerjanya katanya dia orang bagian kantor kalau bobot pekerjaan masih 70% lebih. Artinya selama dikasi finalty dengan pihak kontraktor tidak maksimal kerja,
Kalau masih mau dikasi kesempatan kedua/perpanjangan waktu saya pikir akan sia-sia dan tidak bisa mereka selesaikan. Bikin habis anggaran saja, "keluh warga ke tim media yang enggan disebutkan namanya." Kata warga enggan sebut nama.
Penyebab lain jika pekerjaan tidak dapat diselesaikan sesuai batas waktu ditentukan dengan tenaga kerja yang tidak memadai.
" Pekerjaan banyak, baru tenaga kerjanya cuma ada 20 tapi tidak punya modal, "tambahnya.
Sementara itu, warga meminta pemegang kebijakan serta PPK Proyek Pasar Tomoni harus lebih serius menangani persoalan ini.
Menurut warga perusahaan seperti ini harus diberi diultimatum jangan hanya mau berbagi untung tapi kerjaan tidak sesuai harapan.
" Jangan dikasi penambahan waktu lagi biar dikerjakan ditahap kedua sebab kalaupun dipaksakan tetap tidak sesuai harapan," tambahnya.
Mirisnya lagi beredar informasi dikalangan warga sekitaran Pasar bahwa, kalau bobot bangunan tidak sesuai dengan gambar, gaji pekerja selalu telat, pekerja tidak safety bahkan ada yang pernah kecelakaan kerja dibawa ke Puskesmas tapi memakai BPJS pribadi bukan dari perusahaan. (*)
KALI DIBACA
No comments:
Post a Comment