Malut. INVESTIGASI.id - Suasana pagi hari di Desa Dolik, Kecamatan Gane Barat Utara, terasa berbeda. Sejak pukul 06.00 WIT, aroma sarapan pagi sudah tercium dari dapur rumah sederhana milik Ibu Astia. Beliau adalah salah satu orang tua asuh dari prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas TMMD Ke-121 Kodim 1509/Labuha. Senin (19/08/2024), hari dimulai dengan kehangatan, di mana prajurit TNI bersama-sama dengan keluarga asuhnya menikmati hidangan sederhana sebelum memulai kegiatan fisik yang telah direncanakan.
Sejak kedatangan Satgas TMMD di Desa Dolik, hubungan antara prajurit TNI dan warga desa, khususnya orang tua asuh, menjadi sangat erat. Tak ada jarak yang memisahkan, hanya kehangatan dan keakraban yang tercipta. Mereka bukan lagi sekadar tamu, melainkan telah menjadi bagian dari keluarga besar Desa Dolik.
Kopral Dua (Kopda) Senen Sanglana, salah satu anggota Satgas TMMD, mengungkapkan rasa bahagianya dapat tinggal bersama orang tua asuhnya selama pelaksanaan TMMD. Baginya, momen makan bersama di pagi hari adalah saat yang paling dinanti. "Saya merasa seperti makan bersama keluarga sendiri. Kehangatan yang mereka berikan sangat tulus, dan itu membuat saya merasa sangat dihargai," ujar Kopda Senen dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya.
Selama 30 hari penuh, Satgas TMMD tinggal di rumah-rumah warga. Mereka menyatu dengan kehidupan masyarakat, bukan hanya dalam kegiatan pembangunan fisik, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Kebersamaan ini diharapkan dapat memperkuat Kemanunggalan TNI-Rakyat, sebuah konsep yang menjadi dasar pelaksanaan TMMD sejak awal.
Ibu Astia, sebagai salah satu orang tua asuh, juga merasakan hal yang sama. "Kehadiran mereka di rumah kami adalah sebuah berkah. Saya sama sekali tidak merasa keberatan, malah sebaliknya, saya sangat senang bisa membantu dan menjadi bagian dari mereka," ungkapnya dengan penuh kehangatan.
Bagi Ibu Astia, prajurit TNI yang tinggal di rumahnya bukan lagi orang asing. Mereka sudah menjadi anak-anaknya sendiri. "Mereka bukan orang lain lagi bagi kami. Jika ada yang bertanya, saya selalu bilang mereka itu anak-anak saya sendiri," katanya dengan mata yang berbinar-binar.
Kehadiran Satgas TMMD di rumah Ibu Astia membawa warna tersendiri dalam kehidupan sehari-hari. Suasana rumah yang biasanya sepi menjadi lebih hidup dengan gelak tawa dan canda gurau prajurit-prajurit muda yang sedang bertugas. "Rumah kami menjadi lebih berwarna dan lebih cerah. Setiap hari selalu ada tawa dan canda, dan itu membuat hati saya senang," tambahnya.
Keharmonisan antara prajurit TNI dan keluarga asuhnya bukanlah sesuatu yang terbentuk dalam sehari. Sejak awal kedatangan, kedua belah pihak saling beradaptasi dan belajar untuk saling memahami. "Pada awalnya, kami merasa sedikit canggung, tapi lama-kelamaan kami merasa seperti keluarga sendiri. Mereka sangat sopan dan penuh perhatian, dan itu membuat kami merasa nyaman," kata Ibu Astia.
Di sisi lain, para prajurit TNI juga merasa mendapat pelajaran berharga dari pengalaman ini. Mereka tidak hanya belajar tentang teknik pembangunan fisik, tetapi juga tentang nilai-nilai kebersamaan, kekeluargaan, dan gotong royong yang telah menjadi ciri khas masyarakat Desa Dolik. "Kami belajar banyak dari mereka, terutama tentang bagaimana hidup dalam kebersamaan dan saling mendukung satu sama lain," ungkap Kopda Senen.
Pelaksanaan TMMD Ke-121 ini bukan hanya tentang pembangunan infrastruktur fisik, tetapi juga tentang membangun hubungan yang kokoh antara TNI dan masyarakat. "Kemanunggalan TNI-Rakyat bukan hanya sekedar slogan. Di sini, kami merasakan dan melihat langsung bagaimana kebersamaan itu terwujud," kata Komandan Satgas TMMD, Mayor Infanteri Budi Hartono.
Dengan selesainya tugas mereka di Desa Dolik, para prajurit akan kembali ke kesatuan mereka masing-masing. Namun, kenangan dan hubungan yang telah terjalin dengan masyarakat, terutama dengan keluarga asuh mereka, akan terus membekas. "Meskipun tugas kami selesai, hubungan kami dengan keluarga asuh tetap akan kami jaga. Mereka sudah menjadi bagian dari hidup kami," pungkas Kopda Senen.
Bagi Ibu Astia dan keluarganya, kepergian para prajurit nanti pasti akan meninggalkan rasa kehilangan. Namun, mereka juga bangga karena telah menjadi bagian dari sebuah program yang besar dan bermakna bagi desa mereka. "Kami akan selalu mengenang mereka sebagai anak-anak kami. Mereka telah memberikan banyak hal, bukan hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga dalam bentuk kebahagiaan dan kehangatan keluarga," tutup Ibu Astia dengan penuh haru.
Dengan selesainya TMMD Ke-121 ini, Desa Dolik akan memiliki infrastruktur yang lebih baik. Namun, yang lebih penting, desa ini telah menunjukkan kepada kita semua bahwa kebersamaan dan kekeluargaan adalah pondasi utama yang mampu membangun bangsa ini.
Reporter: wan
KALI DIBACA
No comments:
Post a Comment