INVESTIGASI NASIONAL - Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) mengumumkan penurunan signifikan jumlah daerah rawan narkotika sebanyak 596 daerah pada tahun 2023. Kepala BNN RI, Komjen Pol Marthinus Hukom, menyampaikan hasil tersebut dalam Press Release Kinerja BNN 2023 di Jakarta Timur, Kamis (28/12/2023).
"Adanya penurunan jumlah kawasan rawan narkoba dari 8.002 pada 2022 menjadi 7.426 di tahun 2023," ungkap Marthinus Hukom. Selain itu, BNN RI juga melaporkan keberhasilan mengubah kegiatan penanaman tumbuhan ilegal kategori narkotika menjadi tanaman pertanian dan perkebunan bernilai ekonomi tinggi melalui program alternative development.
Sebagai contoh, lahan seluas 96 hektare di Kabupaten Bireuen (Aceh) berhasil dikelola menjadi ladang jagung oleh 70 petani. Di Kabupaten Gayo Lues (Aceh), program ini telah menghasilkan 315 ton kopi yang diekspor dengan total nilai mencapai Rp 29,631 miliar.
Marthinus Hukom menekankan bahwa selain mengurangi daerah rawan narkotika, program ini juga memberikan dampak positif pada perekonomian daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Dalam upaya membentuk masyarakat mandiri yang bersih dari narkoba, BNN RI juga aktif melakukan pemberdayaan masyarakat melalui bimbingan teknis life skill di kawasan rawan narkoba. "Tercatat sebanyak 1.447 orang dari 72 desa atau kelurahan rawan narkoba telah mengikuti pelatihan kewirausahaan seperti handycraft, kuliner, budidaya tanaman pertanian, salon, menjahit, dan lain sebagainya," kata Marthinus.
Dengan pencapaian ini, BNN RI terus berkomitmen untuk mengembangkan strategi holistik dalam menanggulangi permasalahan narkotika, tidak hanya melalui penindakan, tetapi juga melalui program-program preventif dan rehabilitatif yang memberdayakan masyarakat untuk melawan penyalahgunaan narkotika.
Supriadi/*
KALI DIBACA
No comments:
Post a Comment