
Jakarta 16/12/2025, InvestigasiWartaGlobal. Id
Keluarga almarhum, seorang pemuda yang ditemukan tewas tergantung di asrama tempat tinggalnya, menuding pihak asrama memaksa mereka menolak visum dan autopsi jenazah.
Mereka menuntut klarifikasi resmi soal posisi tubuh tak wajar, tali misterius, tanda memar di hidung, serta luka belakang kepala yang bikin ranah dugaan bunuh diri jadi kabur
.Keluarga yang trauma ini mengaku dibungkam pasca kejadian. "Kami diminta buat surat pernyataan tolak autopsi, padahal masih bingung dan takut," ujar kerabat dekat almarhum kepada awak media, Selasa (16/12/2025).
Mereka klaim merasa tertekan, tak leluasa bicara ke publik, plus keterbatasan biaya dan pengetahuan hukum bikin sulit lapor polisi sendiri.
Kematian Serda Rafael Tetelo Luna: Keluarga Minta Klarifikasi dan Transparansi
Keluarga Serda Rafael Tetelo Luna, seorang prajurit TNI yang ditemukan meninggal dunia di asrama tempat tinggalnya, meminta klarifikasi dan transparansi terkait penyebab kematian. Pihak keluarga menyampaikan bahwa ada beberapa hal yang menimbulkan pertanyaan, termasuk posisi tubuh almarhum saat ditemukan, jenis tali yang digunakan, dan dugaan tanda pada bagian atas hidung serta kondisi bagian belakang kepala.
Serda Rafael Tetelo Luna, yang berdinas di Yonif TP 882, ditemukan meninggal dunia di asrama tempat tinggalnya pada Jumat dini hari, 12 Desember 2025. Keluarga almarhum, yang berasal dari Dusun Sengkabang Melayang, Desa Gonis Tekam, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau, Kalbar, meminta instansi tempat almarhum bertugas untuk memberikan penjelasan resmi kepada publik secara terbuka, jujur, dan bertanggung jawab.
Keluarga juga mengaku merasa tidak leluasa untuk menyampaikan informasi ke publik pasca kejadian dan diminta membuat dan menandatangani surat pernyataan terkait penolakan visum dan autopsi terhadap jenazah almarhum.
Penyampaian informasi ini dilakukan atas permintaan pihak keluarga yang mengaku masih merasa bingung, takut, dan memiliki keterbatasan dari sisi biaya, pengetahuan, dan pemahaman hukum untuk menempuh proses pelaporan dan pendampingan secara mandiri.
Foto-foto yang beredar tunjukkan jenazah dengan posisi tubuh aneh, tali tak biasa, plus tanda biru di pangkal hidung serta kondisi kepala belakang yang mencurigakan.
"Ini bukan sekadar kecelakaan atau bunuh diri biasa," tegas mereka, menolak narasi resmi asrama yang buru-buru simpulkan.Permintaan tegas: Instansi tempat almarhum bertugas harus kasih penjelasan terbuka ke publik.
"Jujur, bertanggung jawab, tanpa spekulasi dulu," pintanya. Hingga kini, pihak asrama dan berwenang belum merespons permintaan ini.Kasus ini mirip rentetan kematian mencurigakan di asrama-asrama, yang seringkali tutup mulut dengan tekanan visum. Keluarga harap polisi turun tangan independen, jangan biarkan misteri ini jadi kubur rahasia.


.jpg)