SK Bupati Jadi Sumbu Kerusuhan di Air Mangga, DPRD Hal-Sel Bantah Provokasi, Kades Desak Polisi Usut Dalang - Investigasi Warta Global

Mobile Menu

Top Ads

Responsive Leaderboard Ad Area with adjustable height and width.

Tranding Nasional

🎉 Dirgahayu Republik Indonesia ke-80 — 17 Agustus 1945 - 17 Agustus 2025 🎉

More News

logoblog

SK Bupati Jadi Sumbu Kerusuhan di Air Mangga, DPRD Hal-Sel Bantah Provokasi, Kades Desak Polisi Usut Dalang

Tuesday, 23 September 2025
Klik untuk tambah keterangan

Hal-Sel, INVESTIGASI. – Ketegangan meledak di Desa Air Mangga, Kecamatan Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, setelah isu perubahan Surat Keputusan (SK) Bupati memicu kegaduhan dan berujung pada pengerusakan fasilitas negara di kantor desa. Selasa, 23/09/2025.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, SK Bupati yang semula tertanggal 25 Juli 2025 direvisi menjadi 15 September 2025. Revisi tersebut justru menjadi bahan provokasi pihak tertentu sehingga masyarakat terpecah dan terprovokasi. Suasana ricuh pun tak terhindarkan hingga fasilitas desa mengalami kerusakan cukup parah.

Kepala Desa Air Mangga, Fransiskus Salauwe, menegaskan ada aktor yang harus bertanggung jawab. Menurutnya, kegaduhan ini bukan murni luapan masyarakat, melainkan ada pihak yang sengaja menggiring isu untuk memperkeruh keadaan.

“Sebagai kepala desa, saya sangat mengharapkan tindakan lanjut dari Kapolres Halmahera Selatan untuk mengusut tuntas persoalan ini dan menangkap oknum-oknum yang diduga menjadi otak kerusuhan di desa kami,” tegas Fransiskus.

Nama anggota DPRD Halmahera Selatan, Henry Rominton Karafe, sempat disebut-sebut berada di balik kerusuhan. Namun Henry dengan tegas membantah.

“Saya hadir sebagai wakil rakyat untuk mendengar suara masyarakat dan menyalurkannya ke pemerintah daerah. Tuduhan bahwa saya memprovokasi warga adalah tidak berdasar,” ujarnya, Senin (23/9/2025).

Henry menambahkan, dirinya bahkan menyerukan agar warga tetap menjaga ketertiban dan menyampaikan aspirasi secara damai. “Sebagai anggota DPRD, tugas saya menjadi penengah, bukan memanaskan situasi. Jadi sangat keliru kalau ada yang menyebut saya provokator,” tegasnya.

Belakangan, muncul pula nama Pj Kepala Desa Jems Korowoceng yang disebut ikut menjadi aktor di balik kerusuhan. Namun hingga berita ini diturunkan, Jems belum memberikan tanggapan resmi.

Kericuhan ini telah menjadi perhatian pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan dan Polres Halsel. Kerugian akibat pengerusakan fasilitas desa ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.

Kepala Desa Fransiskus kembali menegaskan harapannya agar pihak kepolisian segera bertindak. “Yang kami inginkan sederhana, desa ini aman, masyarakat kembali rukun, dan oknum-oknum yang bermain di balik kerusuhan segera ditangkap,” pungkasnya.

Redaksi: wan