Geger!!! Banjir Bacan Timur Selatan Jadi “Rutinitas” – Pemda dan DPRD Halsel Dinilai Abai, Warga Teriak Janji Kosong - Investigasi Warta Global

Mobile Menu

Top Ads

Responsive Leaderboard Ad Area with adjustable height and width.

Tranding Nasional

🎉 Dirgahayu Republik Indonesia ke-80 — 17 Agustus 1945 - 17 Agustus 2025 🎉

More News

logoblog

Geger!!! Banjir Bacan Timur Selatan Jadi “Rutinitas” – Pemda dan DPRD Halsel Dinilai Abai, Warga Teriak Janji Kosong

Tuesday, 19 August 2025


INVESTIGASI – Video banjir yang kembali melanda Desa Wayaua, Kecamatan Bacan Timur Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan, menambah panjang daftar penderitaan warga di wilayah itu. Jalan utama yang menghubungkan Desa Wayaua, Silang, dan Liaro lumpuh total akibat luapan sungai, Rabu 20/08/2025.

Fenomena ini bukan kali pertama. Banjir sudah bertahun-tahun menjadi langganan, namun hingga kini tak ada solusi permanen dari Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Provinsi Maluku Utara. Ironisnya, setiap kali bencana datang, yang muncul hanyalah survei setengah hati dan janji politik yang tidak pernah ditepati.

Seorang warga yang meminta namanya dirahasiakan menyebutkan, "Kitorang so ulang kali alami banjir, tapi dari dulu sampe sekarang ini tarada perhatian serius dari Pemda Provinsi ataupun Kabupaten. Bahkan ada anggota DPRD di kitong pe dapil, tapi samua itu hanya janji." Ujarnya.



Tokoh pemuda Bacan Timur Selatan, yang enggan disebutkan namanya, lebih keras bersuara. Ia menuding pemerintah sengaja menutup mata terhadap penderitaan rakyat.

"PUPR dan BPBD hanya datang ukur-ukur, catat-catatan, lalu pulang. Tindakan nol. Padahal kitorang butuh pembangunan jembatan permanen, normalisasi sungai, dan drainase yang layak. Kalau begini terus, Bacan Timur Selatan akan tetap terisolasi setiap musim hujan," Tegasnya.

Desakan kini juga diarahkan kepada DPRD Halmahera Selatan. Lembaga wakil rakyat itu dianggap gagal menjalankan fungsi pengawasan. "DPRD jang cuma duduk manis. Segera panggil PUPR dan BPBD, tanya apa solusi mereka. Kalau DPRD juga ikut diam, itu berarti mereka sama saja tutup mata atas penderitaan rakyat," lanjutnya dengan nada tajam.

Kondisi ini mencerminkan betapa lemahnya perhatian pemerintah terhadap infrastruktur dasar di Bacan Timur Selatan. Warga menilai, janji-janji pembangunan hanya berakhir sebagai retorika kampanye tanpa realisasi nyata.

Banjir yang terus berulang bukan sekadar bencana alam, tetapi juga bukti kegagalan pemerintah dalam merencanakan pembangunan infrastruktur. Jika tidak ada langkah nyata, maka Bacan Timur Selatan akan terus terjebak dalam siklus penderitaan yang sama: banjir datang – aktivitas lumpuh – janji diucap – solusi tak pernah ada.


Redaksi