Investigasi,Wartaglobal.id, Luwu Timur - Pemerintah Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur (Lutim) Sulawesi Selatan (Sulsel) kembali melakukan pertemuan antara PT. LIS International dengan masyarakat nelayan yang terdampak adanya aktivitas pengerukan Sungai Malili, Rabu (8/1/2025).
Dalam pertemuan tersebut membahas tentang jumlah nelayan yang terdampak dan besaran nominal CSR yang akan diberikan oleh PT. LIS Internasional.
Sementara itu Camat Malili, Nasir Djuma mengatakan, pertemuan yang kelima ini semoga yang terakhir dan diharapkan dapat membuahkan penyelesaian.
Lanjut kata Nasir, hari ini akan membahas jumlah nelayan dan menyatukan persepsi data dari Tim Task Force yang telah dibentuk dengan data Tim Analisis dari Unhas begitupun dengan PT. LISI seperti apa dan bagaimana mekanisme penyelesaian CSR yang akan diberikan oleh PT. LISI.
Menganggap pertemuan ini tidak sesuai dengan hasil rapat sebelumnya pada tanggal 2 Januari, Fokal Lutim sontak angkat bersuara dan menyanggah apa yang disampaikan oleh Camat Malili Nasir Djuma serta penjelasan dari pihak Unhas dan PT LISI.
" Ini tidak benar yang mau dibahas hari ini adalah hasil dari rapat kemarin itu seperti apa,” sanggah Jois Andi Baso selaku Dewan Pendiri Fokal Lutim.
Menurut Jois, berdasarkan dengan hasil rapat kemarin agenda hari ini kita berharap dan menunggu jawaban dari PT. Vale dan PT. LISI tentang tuntutan yang disampaikan masyarakat nelayan pada aksi damai kemarin.
" Kalau memang rapatnya hanya mau mendengarkan analisis dari LP2MD Unhas, mendingan kami walk out dari rapat, karena ini tidak perlu lagi kita bahas bersama masyarakat sudah terdampak. Sementara yang kami mau bagaimana bentuk tanggung jawab dari PT. Vale dan PT. LISI karena dengan adanya aktifitas pengerukan di muara sungai maka aktivitas perekonomian masyarakat nelayan merasa terganggu karenanya pencarian nelayan juga berkurang hingga mengakibatkan pendapatan juga menurun,”terang Jois.
Menanggapi hal tersebut, Camat Malili selaku pimpinan rapat kembali menjelaskan tentang agenda rapat hari ini, namun karena tidak sesuai hasil yang diharapkan lantas Jois beranjak keluar ruang rapat karena tidak menerima penjelasan yang diinginkan dan tindakannya itu diikuti oleh masyarakat yang tergabung dalam Fokal Lutim tinggalkan ruang rapat (walk out).
Sementara itu Ketua Fokal Lutim Arsyad, menanggapi agenda rapat hari ini gagal dan tidak menghasilkan kesepakatan bersama Camat Malili selaku pihak Pemerintah.
" Apa yang dipaparkan dan disampaiakan oleh pihak perusahaan PT. LISI dan PT. Vale dinilai tidak rasional dan objektif, terkait hal yang disampaikan itu tidak menyelesaikan persoalan tentang apa yang dialami masyarakat nelayan saat ini sangat berdampak atas pengerukan sungai Malili,”ungkap Arsyad usai Walk Out dari ruang rapat di Kantor Camat Malili.
Selanjutnya Arsyad juga memperkirakan bahwa kemungkinan besar nelayan di muara sungai Malili akan melakukan konsolidasi untuk menggelar aksi unjuk rasa lanjutan di muara sungai Malili, dimana diketahui di lokasi tersebut tempat aktivitas kapal PT. LISI sedang melakukan pengerukan.
KALI DIBACA
No comments:
Post a Comment