
OPINI, Wartarepublik.com - Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang di singkat IMM adalah organisasi pergerakan yang berada di bawah organisasi besar muhamadiyah, di kenal dengan ortom muhammadiyah, anak kandung muhammadiyah, berdiri dengan dasar ideologi yang kuat dan jelas yaitu: tiga Tri kompetensi dasar IMM. Religiusitas, intelektualitas, dan humanitas. Nilai inilah yang harus di jadikan sebagai arah dakwah pergerakan IMM dalam memperjuangkan kebaikan.
Namun dalam situasi, kondisi, dan dinamika wadah IMM Saat ini sudah tidak lagi nampak warna” keagamaan, kemanusiaan, ruang belajar tempat untuk menuangkan ide, gagasan, sudah terasa gelap seperti turunya hujan yang hadir membawa kegelapan menutupi awan. Miris.
Setahun sekali pergantian kursi kepemimpinan terus berganti dari kepemimpinan yang satu ke kepemimpinan yang satu, kursi pemimpin menjadi ajang perebutan Setiap tahun. IMM menghadirkan wadah pengkaderan dengan niat dan harapan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas kader agar memperkokoh pertahanan wadah IMM, baik secara kuantitas maupun kualitas.
Tapi sayang, IMM di era kepemimpinan sekarang apa yang terjadi. Ibarat tumbuhan bunga awalnya di tanam penuh dengan perhatian, cinta, kasih sayang, di siram, dirawat, dijaga dan di beri pupuk. Penuh harapan tumbuh besar dengan subur agar dapat memberikan sombar untuk orang” yang bernaung di bahwanya.
Tapi sirna harapan itu. Fakta yang terjadi di internal IMM sekarang spesifiknya. Cabang IMM sekota ternate, Pergerakan untuk menciptakan peradaban terlihat betul sangat” (Stagnan) jalan di tempat, bahkan keliatan sudah mati. Penyampaian Visi misi dari seorang pemimpin IMM cabang hanya dijadikan (instrumen) alat untuk mendapatkan kepercayaan (Elektabilitas) dari orang banyak yang berada di wadah ikatan mahasiswa muhammadiyah(IMM).
Visi dan misi hanya di jadikan bahan expresi diri berdiri berbicara di depan forum dengan niat agar terlihat berintegritas. Padahal sejatinya hanya bentuk validasi diri, mencari reputasi agar terlihat berwibawa. Sekarang kita bingung arah pergerakan IMM sedang di bawah kemana oleh nahkoda yang sedang membawa kapal berlayar menuju tujuan.
Tidak ada tanda dan bekas sama sekali dari kapal yang di nahkoda kan langsung oleh nahkoda tersebut bahkan layarnya pun tidak terlihat. Sungguh di sayangkan. Wahai pimpinan bangun jangan anda terus terusan tidur, kader IMM, immawan dan immawati butuh empati anda, kami ingin anda sebagai seorang pemimpin beritahu kami dengan jelas di mana anda membawa arah imm di masa periodisasi yang anda pimpinan saat ini.
Kami butuh jawaban tentang wajah IMM di periodisasi kali ini agar kami bisa tau arah dan tujuan imm yang saat ini sedang di nahkodakan oleh anda sebagai pemimpin. Sebagai jawaban dari keresahan, dan kegelisahan yang di rasakan langsung dari kami immawan dan immawati tentang eksistensi imm cabang yang berada di kampus Universitas muhammadiyah yang sangat” tidak baik” saja.
Aristoteles mengatakan: dia yang tida bisa menjadi pemimpin yang baik, maka tidak akan pernah bisa menciptakan peradaban. Apa yang kemudian di katakan oleh Aristoteles,artinya sebagai pemimpin harus menjunjung tinggi amanat dan kepercayaan yang sudah di berikan kepada Anda sebagai pemimpin, mempunyai rasa keperdulian yang tinggi jujur dan dapat di percaya.
IMM adalah organisasi pergerakan dan sebuah wadah untuk melahirkan ide dan gagasan mohon jangan diam dan bungkam ruang-ruang itu dengan ketidak perdulian yang berpotensi memicu hilangnya roh imm. Kami sangat membutuhkan keberadaan imm sebagai tempat kami menambah ilmu. sekali lagi jangan anda bungkam ruang itu dengan ketidak perdulian anda. kami mohon.
Leader yang baik adalah leader yang punya rasa cinta dan kasi sayang yang tinggi. Semoga ini menjadi suatu tamparan kesadaran bagi orang-orang yang belum sadar agar menjadi sadar. JAYA IMM.
KALI DIBACA


.jpg)