Hal-Sel, INVESTIGASI. Ketua Umum Komite Nasional Pemantau Lingkungan Hidup (KOMNAS PPLH), Ferdinand Panggabean, menyuarakan keprihatinan mendalam terkait dugaan pengrusakan hutan lindung oleh PT Indonesia Mas Mulia di kawasan Bukit Apollo. Dalam pernyataannya yang diterima media, Ferdinand menegaskan bahwa tindakan perusahaan tersebut berpotensi menimbulkan kerusakan ekologis yang serius dan berkepanjangan.
“Tindakan PT Indonesia Mas Mulia ini tidak bisa dibiarkan. Kerusakan hutan lindung yang mereka lakukan dapat merusak habitat flora dan fauna yang dilindungi serta memperburuk dampak perubahan iklim di kawasan tersebut,” ujar Ferdinand dalam siaran pers yang disampaikan pada Rabu (15/1).
Ia menambahkan bahwa pihaknya mendesak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk segera turun tangan. “Kami mendesak KLHK untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap aktivitas PT Indonesia Mas Mulia yang diduga melanggar ketentuan perlindungan hutan lindung di Bukit Apollo. Ini bukan hanya soal kerusakan fisik hutan, tetapi juga menyangkut masa depan lingkungan hidup yang harus kita jaga bersama,” tegas Ferdinand.
KOMNAS PPLH juga menyerukan perlunya pemeriksaan dan investigasi lebih lanjut oleh pihak berwenang guna memastikan bahwa perusahaan tersebut tidak melanggar aturan yang berlaku terkait pengelolaan kawasan hutan lindung. Menurut Ferdinand, jika terbukti bersalah, PT Indonesia Mas Mulia harus bertanggung jawab dan dikenakan sanksi tegas untuk memberikan efek jera.
“Kami tidak hanya meminta investigasi, tetapi juga langkah konkret dari KLHK untuk menghentikan segala aktivitas yang berpotensi merusak lingkungan di Bukit Apollo. Ini adalah masalah yang serius dan harus ditangani dengan segera,” tambah Ferdinand.
Selain itu, KOMNAS PPLH mengingatkan bahwa kerusakan ekologis tidak hanya berdampak pada flora dan fauna, tetapi juga pada masyarakat sekitar yang bergantung pada keberlanjutan hutan lindung tersebut. Ferdinand menegaskan bahwa perlindungan lingkungan adalah tanggung jawab bersama, dan semua pihak harus berkontribusi dalam menjaga kelestarian alam.
Hingga berita ini diturunkan, pihak PT Indonesia Mas Mulia belum memberikan klarifikasi resmi terkait dugaan pengrusakan hutan lindung ini. Meski demikian, masyarakat setempat telah menyuarakan keprihatinan mereka dan mengingatkan perusahaan tersebut untuk memperhatikan keberlanjutan dan kelestarian lingkungan hidup dalam setiap aktivitas operasional mereka.
Seorang tokoh masyarakat setempat yang enggan disebutkan namanya mengatakan, “Kami berharap PT Indonesia Mas Mulia segera memberikan klarifikasi dan menunjukkan itikad baik dalam menjaga lingkungan. Hutan Bukit Apollo adalah warisan alam yang harus kita jaga bersama.”
Dugaan pengrusakan hutan lindung di Bukit Apollo oleh PT Indonesia Mas Mulia telah memicu reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk aktivis lingkungan, akademisi, dan masyarakat lokal. Mereka menilai bahwa kelestarian hutan lindung adalah kunci dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan menghadapi tantangan perubahan iklim.
KOMNAS PPLH berkomitmen untuk terus memantau perkembangan kasus ini dan berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan bahwa keadilan lingkungan terwujud. Mereka berharap KLHK dapat bertindak cepat dan tegas dalam menangani kasus ini demi menyelamatkan hutan lindung Bukit Apollo yang merupakan salah satu aset alam berharga di Indonesia.
Ferdinand Panggabean menutup pernyataannya dengan sebuah pesan penting, “Lingkungan adalah titipan bagi generasi mendatang. Kita harus bertindak sekarang sebelum semuanya terlambat. Pengrusakan hutan lindung harus dihentikan demi masa depan yang lebih baik.”
Redaksi: wan
KALI DIBACA
No comments:
Post a Comment