SEMARANG, INVESTIGASI -- Polrestabes dan Pemerintah Kota Semarang mengadakan Focus Group Discussion (FGD) yang fokus pada deteksi dini dan pencegahan lonjakan kenakalan remaja yang terjadi akhir-akhir ini, khususnya insiden yang melibatkan remaja bersenjata tajam.
Acara yang digelar di Mapolrestabes, pada Jumat (20/9/2024), menghadirkan pemangku kepentingan utama antara lain Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol. Irwan Anwar, S.I.K., S.H., M.Hum., Walikota Semarang Dr. Ir. Hj. Hevearita Gunaryanti Rahayu, M.Sos., dan beberapa pakar pendidikan dan hukum.
FGD membahas peningkatan insiden kekerasan yang mengkhawatirkan, termasuk penyerangan terhadap mahasiswa Udinus baru-baru ini di Jl. Kelud Raya.
Para peserta menekankan pentingnya pendekatan multi-cabang untuk mencegah peningkatan kekerasan remaja lebih lanjut.
Diskusi tersebut menyoroti peran media sosial dalam menumbuhkan budaya negatif dan perlunya keluarga memainkan peran penting dalam membimbing anak-anak mereka. Walikota Ibu Ita menekankan perlunya keterlibatan orang tua dalam membentuk pola pikir generasi muda.
Kombes Pol. Irwan Anwar mengakui keseriusan situasi ini, dan menyoroti peningkatan signifikan dalam kekerasan melibatkan anak-anak terkait gengster dengan 31 bentrokan yang terdokumentasi di kota ini.
Ia mengungkapkan, pada minggu ini saja terdapat 5 insiden yang melibatkan 49 anak, dengan 23 anak ditahan. Polrestabes Semarang juga menggencarkan upaya pemberantasan penjualan minuman beralkohol untuk menghidari terkonsumsi kepada anak di bawah umur.
FGD menggaris bawahi perlunya solusi komprehensif, yang mencakup pendidikan dan rehabilitasi.
Bapak Sunarto, Kepala Pengembangan Pendidikan Khusus Provinsi Jawa Tengah, menekankan pentingnya peraturan keluarga dan jam malam.
Sementara Profesor Akademik Dr. Rondiyah menekankan pentingnya keterlibatan orang tua dalam membentuk karakter dan mencegah kekerasan.
Ibu Dini Inayati dari DPRD Kota Semarang menekankan perlunya strategi pencegahan yang efektif, termasuk program pendidikan karakter dan rehabilitasi. Pentingnya keterlibatan masyarakat, termasuk ketersediaan dan pemanfaatan aplikasi “Libas” secara lebih luas, juga disoroti.
Sementara itu, dalam sesi wawancara dengan awak media di halaman depan lobby Mapolrestabes semarang, Kombes Pol Irwan Anwar menyampaiakn kepada awak media “ mencermati situasi yang ada, dalam melihat peristiwa yang melibatkan anak-anak ini sudah mulai meningkat” terang Kapolrestabes Semarang “meningkatnya sudah bukan kenakalan remaja tetapi sudah menjurus kearah kriminal”.
Pihak Kepolisian melihat penangan kenakalan remaja ini dari dua sisi yaitu ranah pencegahan atau deteksi dan ranah penindakan dari hukum, dan dalam diskusi ini berfokus pada langkah pencegahan. Tentunya langkah Kepolisian dalam hal ini menggandeng pihak pemerintah Kota Semarang dan dinas terkait akan sangat membantu tugas Kepolisian.
Sementara itu tambahan dari Walikota Semarang terkait diskusi yang telah berlangsung akan segera menindaklanjuti permasalahan ini “ pekerjaannya sekarang ini adalah selain mencegah adalah bagaimana mengobati yang sudah jadi gangster itu, itu kan juga pekerjaan bukan pekerjaan yang mudah sehingga kami tadi sudah sepakat nanti minggu depan akan lakukan inventarisir kembali apa yang akan harus dilakukan," terang Walikota.
FGD berfungsi sebagai platform penting untuk kolaborasi dan berbagi informasi. Dengan membina kolaborasi antara instansi pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat, Polrestabes dan Pemerintah Kota Semarang bertujuan untuk mengatasi akar penyebab kekerasan remaja dan mencegah insiden lebih lanjut.
Para peserta mengakui perlunya upaya berkelanjutan dalam mengatasi masalah kompleks ini dan berjanji untuk bekerja sama menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman sehingga terjamin bagi kemajuan Kota Semarang.
(eko bhaktianto)
KALI DIBACA
No comments:
Post a Comment