Semarang, INVESTIGASI -
Pemerintah Kota Semarang segera menggelar operasi pasar untuk mengatasi kenaikan harga beras di pasaran sehingga masyarakat bisa mendapatkan komoditas pangan dengan harga terjangkau.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan dari hasil pantauan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, kata dia, harga eceran tertinggi untuk beras kelas medium masih di Rp10.900 per kilogram, sedangkan yang premium Rp13.600 per kg.
"Ya, makanya besok kami akan hitung semua. Saya rapatkan dengan teman teman, mana-mana saja yang diperlukan (operasi pasar). Tetapi, sekarang ini sudah mulai merangkak naik," ungkap Ita, sapaannya.
Untuk memfasilitasi masyarakat, ia mengatakan program Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman (Pak Rahman) juga terus berjalan secara bergiliran di masing-masing wilayah. "Pak Rahman ini tetap jalan terus ya, muter. Jadi, siapapun yang butuh langsung kami jalankan," ucapnya, Kamis (21/9/23).
Langkah lain untuk menekan harga komoditas, kata dia, dilakukan juga dengan fasilitasi distribusi untuk membantu badan usaha milik petani (BUMP) agar harga beras tetap terjaga.
"Kami membantu kepada BUMP agar harga ini (beras) bisa tidak naik dengan bantuan transportasi. Kemudian, biaya 'packaging' sehingga naiknya tidak tinggi karena sudah difasilitasi distribusi itu," imbuhnya.
Diakuinya, kenaikan harga beras sebagai komoditas pangan strategis tersebut memang sudah mulai merangkak naik secara menyeluruh, termasuk di Kota Semarang.
Namun, pantauan stok di Bulog sejauh ini mencukupi dan hingga Desember mendatang dipastikan masih bisa memenuhi sehingga tidak perlu khawatir. "Dari informasi Kepala Dinas Ketahanan Pangan, untuk (stok) Bulog masih mencukupi untuk posisi Kota Semarang," ujarnya.
Bantuan beras cadangan pangan pemerintah (CPP) dari untuk masyarakat sebagaimana disampaikan total ada 21 juta kepala keluarga, juga sudah mulai turun di Semarang.
Selain itu, Ita juga mengharapkan masyarakat untuk menggalakkan Gerakan Sayang Pangan Kota Semarang (Garang Asem) di tengah melejitnya harga komoditas beras.
"Makanya, kami juga minta, ayo galakkan gerakan Garang Asem. Kita jangan membuang-buang beras karena sekarang ini di seluruh tempat di Indoensia harga beras sudah mulai naik," ucapnya. (*)
KALI DIBACA
No comments:
Post a Comment