Kalbar, investigasi,Wartaglobal.id-Ketegangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) meningkat tajam setelah Tiongkok menyatakan kesiapan untuk menghadapi "jenis perang apa pun" sebagai respons terhadap peningkatan tekanan ekonomi dan politik yang dilakukan oleh Presiden Donald Trump.
Dalam sebuah pernyataan yang diunggah di platform X pada hari Rabu, Kedutaan Besar Tiongkok di AS menegaskan, "Jika perang adalah yang diinginkan AS, baik itu perang tarif, perang dagang, atau jenis perang lainnya, kami siap berperang sampai akhir."
Pernyataan ini mencerminkan sikap yang semakin tegas dari Tiongkok terhadap AS, terutama setelah Presiden Trump memberlakukan tarif tambahan sebesar 10% pada barang-barang Tiongkok, sehingga total tarif menjadi 20%. Sebagai tanggapan, Tiongkok mengenakan tarif balasan sebesar 10-15% pada produk pertanian AS.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian, menekankan bahwa jika AS bersikeras pada perang tarif, perang dagang, atau bentuk konflik lainnya, Tiongkok akan "berjuang sampai akhir." Dia juga menyebut alasan AS yang mengaitkan tarif dengan masalah fentanil sebagai "alasan lemah."
Pernyataan keras ini muncul saat para pemimpin Tiongkok berkumpul di Beijing untuk Kongres Rakyat Nasional tahunan. Pada kesempatan tersebut, Perdana Menteri Li Qiang mengumumkan peningkatan anggaran pertahanan sebesar 7,2% tahun ini, dengan alasan bahwa "perubahan yang tak terlihat dalam satu abad sedang berlangsung di seluruh dunia dengan kecepatan yang lebih cepat."
Situasi ini menandai eskalasi signifikan dalam hubungan antara dua ekonomi terbesar dunia, dengan potensi dampak luas pada ekonomi global dan stabilitas politik internasional.(Andi syahbandi007)
Sumber: platform X.theguardian.com/New york post.
KALI DIBACA
No comments:
Post a Comment